Thursday, September 27, 2012

Vietnam : Hanoi First Impression (2)

Pemandangan kota hanoi dari pesawat


Landing di Noi Bai Airport, katanya sih ini Bandara internasional di vietnam, tapi kok sepi dan kecil.Tidak jauh dari pintu keluar kami langsung disambut oleh petugas di meja imigrasinya. Sepertinya ini tida bisa disebut meja imigrasi, mejanya begitu tinggi, sehingga saya hanya bisa melihat bagian jidat dan rambutnya saja. Jadi kalo lagi chatting ga ketauan tuh. Petugasnya tidak banyak bicara, mungkin mereka sadar atas keterbatasan bahasa inggris mereka. Sebelum ke vietnam, saya baca2 di mbah gugel, yang mengatakan bahwa pihak imigrasi vietnam punya hobi suka memberikan stempel imigrasinya di halaman paling belakang pasport. Benar saja, setelah lewat, saya mengecek mereka memang mendaratkan stempelnya di halaman paling belakang. Entah apa alasan mereka berbuat seperti itu, apa mereka ingin terlihat unik, atau mereka ada keturunan arab yang bacanya dari kanan ke kiri?? Who's Know.


Conveyor belt the one and only

Suasana Arrival Terminal Noi Bai Airport
Lanjut ambil bagasi, What?? Kenapa cuma ada 1 conveyor belt, dan ternyata yang sekarang keluar adalah punya pesawat sebelumnya, hadoh bisa telat nih. Dah gitu pake acara macet pula beltnya ga jalan2, untung ada petugas yang sadar, lalu menarik koper yang membuat "mampet" si belt. Di Pintu keluar berjejeran tim penjemput dari hotel, sempet takut juga karena di web resmi hotel-hotel yang ada di hanoi memperingatkan tentang supir taxi yang menyamar sebagai tim penjemput dengan cara mencontek nama tamu, lalu menuliskannya pada kertas lain, sehingga saya sudah make sure dulu dengan pihak hotel, siapa nama penjemputnya, pihak hotel memberi tahu nama penjemputnya adalah Mr Khou. Lalu sambil mata jelalatan ngeliatin kertas yang dipegang, akhirnya kami menemukannya (walaupun sempet shock juga, ngeliat kertas yang dibawa cuma kertas continous form diprint pake pita yang udah burem-burem gak jelas-masih bagusan kertas2 yang dibawa orang demo di Bundaran HI). Tanpa ba bi bu langsung tanya ke orangnya "What is your name??" mukanya shock dan dia menjawab dengan bahasa dewa. "Are you Thou??" (udah lupa namanya, jadi salah sebut). Wah si penjemput makin bingung. Ya sudahlah diyakinkan saja karena ada logo hotel di kertas yang dia bawa.

Sebelum keluar, kami menukarkan USD ke VND di money changer. Kurs yang ditawarkan di airport lebih baik daripada di hotel. Baca di papan konversi kurs kalau menukarkan di atas USD 100 maka akan mendapatkan best rate yaitu 20.810 sedangkan di bawah USD 100 hanya sekitar 20.780, kami berenam menukarkan USD 190, dengan 1 lembar 100an dan sisanya pecahan. Tapi ternyata petugasnya hanya memberikan rate std yaitu 20.780 untuk semuanya, kemudian saya protes, dengan muka ketus cewe itu mengambil kembali tanda terima dan VND seraya memaki dengan bahasa mereka, saya juga sambil ngoceh-ngoceh dengan bahasa Indonesia, bahasa boleh tidak mengerti tapi mimik mereka tidak bisa menipu. Kemudian mereka memberikan tanda terima yang lebih resmi. Tapi mereka hanya memberikan best rate untuk pecahan USD 100, pecahan kecil hanya mendapatkan standard rate.

Kami menuju hotel menggunakan avanza, saya sendiri duduk di samping supir, rasanya aneh juga duduk disebelah kanan, sedangkan stir ada di sebelah kiri
Parkiran Noi Bai Airport

Sensasi duduk di kanan Supir

Ngangkut kebo
Memasuki tengah kota, mobil melewati perumahan yang dibangun oleh ciputra. Rasanya bangga juga kalau ada orang Indonesia yang berhasil di negara orang. Selain di vietnam, juga dibangun di Kamboja dan India, Hebat Euy Pak Ci
Pintu gerbang perumahan ciputra
Sepertinya Supir yang jemput ini bukan staff hotel, karena dia sempat tanya jalan ke orang-orang. Aneh juga, karena hotel yang sudah kita booking itu dekat Hoan Kiem Lake, kenapa ini sama sekali tidak melewati danau
Kemacetan saat menuju hotel
Nyampe ke hotel, liat jam masih 16.30 cepat-cepat ngacir ke Hoan Kiem Lake, takut Ngoc Son Temple udah tutup. Entance Fee VND 20.000. Tidak banyak yang bisa dilihat di sini, sangat kecil, tidak sampai 20 menit untuk mengitari tempat ini, lebih banyak kami mengelilingi Hoan Kiem Lake untuk berfoto, tentu saja dengan udara yang dingin
Temen saya tidak mau foto disini, katanya mirip kuburan
Bergaya depan Ngoc Son


Pintu Masuk Ngoc Son Temple
Opa opa Maen Catur
Di dalam Ngoc Son Temple, ada tempat pemujaan (Temple) dan ada paviliun, banyak opa opa maen catur disana, entahlah mereka bayar pintu masuk atau tidak, atau entrance fee hanya berlaku untuk turis saja. Sejarah Ngoc Son bisa didapatkan di wikipedia
Foto di Hoan Kiem Lake
Anak ilang di Hanoi
Street Food di depan HKL-VND 12.000-penjualnya jutek

Sudah pukul 17.00 kami langsung ngacir ke hotel, buat mandi takut gak keburu karena malam ini kami akan ke Sapa. Karena di hotel tidak menyediakan makan malam, kami cari makanan di luar, tentu makanan yang pertama kali ingin dimakan di Vietnam adalah Pho (Bo=Sapi;Ga=ayam). Dari peta yang kami dapat, kami memutuskan makan di 49 Bat Dan. Cukup jauh juga dari hotel. Makanan di Vietnam benar benar pas di lidah saya karena rasanya yang dominan adalah asam dan pedas, rata2 street food menyediakan irisan jeruk nipis dan cabe merah yang super pedes. Harga semangkuk Pho Bo VND 40.000 dan Pho Ga VND 35.000 rasanya sama saja menurut saya. Daging ayamnya dipotong-potong baru direbus bukan disuir-suir (direbus baru dipotong). Beberapa temen saya kurang menyukai daun bawang, pas di tempat ini, daun yang diberikan banyak sekali, dibandingkan pho yang disajikan di Hotel. Sedangkan 2 orang dari kami vegetarian, hanya bisa memandang kami berempat makan dengan nikmat. Mereka memang membawa lauk, tapi dimanakah penjual nasi?? sepanjang jalan jual makanan yang tidak ada hubungan dengan nasi
Terima Hibah dedaunan dari teman-Pho Bo
Pho Ga dan ranjau
Pho Ini makanan wajib di Vietnam, hampir di setiap sudut pasti ada jualan Pho. Setelah kami hampirselesai makan, kami juga membeli cakue seharga VND 5.000. Kami duduk bersebelahan dengan orang lokal, ternyata cakue tersebut dicemplungkan ke dalam Pho.
Bulan september ini banyak yang jualan moon cake. Mampir di etalase toko, dan bingung mau pilih yang mana, beda harga dan kami hanya bisa cap cip cup isinya, mau lihat indigrent juga dalam bahasa vietnam, tanya mereka isinya apa malahan cuap cuap ga jelas..
Kue Bulan seperti mochi isi kacang hijau

Tempat mangkal vegetarian-cari nasi
 Jam 8.30 kami dijemput ke stasion Hanoi untuk naik kereta menuju sapa. Dalam stasiun terlihat kuno sekali, dan isinya rata rata bule. Tidak jelas bangku tunggu dimana, karena ada pihak hotel yang menukarkan tiket dari Orient dengan tiket dari stasiun (2 tiket yang berbeda). Sistem mereka beda Indonesia, kalau di Indo penumpang menunggu dekat jalur kereta, tapi di Vietnam, penumpang tidak diperbolehkan masuk ke dalam jalur kereta, semua masuk di ruang tunggu. Ruang tunggunya imut-imut (stasiunnya aja kecil, beda dengan stasiun Beos-Kota). Jika kereta sudah datang pintu ruang tunggu baru dibuka, dan hanya penumpang yang keretanya sudah datang baru diperbolehkan keluar. Jadi ada 1 kepala menarik begitu banyak gerbong, di pintu, setiap gerbong ada petugas yang memeriksa tiket. Sebenarnya kami prefer naik King Express Train, tapi karena tiket sudah habis, kami ditawari tiket Orient Trans. Bednya tidak begitu mengecewakan, tapi yang mengecewakan adalah toiletnya, walaupun tidak jorok sekali. Setiap kabin disediakan air minum per orang 1 botol.

Kami berenam terbagi menjadi 2 kabin.4 orang di 1 kabin dan 2 orang lagi di kabin sebelah. Untuk saya yang memang cepat tertidur dimanapun (apalagi sering tidur di busway) guncangan kereta memang awalnya mengganggu, tapi lama kelamaan jadi terbiasa. Apalagi AC di dalam kabin cukup dingin dan ditemani dengan Bed Cover yang bersih. Ada hal unik pada saat kereta sudah jalan, kami memperhatikan jalan, ternyata jarak antara rel dengan dinding rumah penduduk kurang dari 1 meter, dan pintu rumah mereka pun menghadap rel (Di indo mana boleh) kemudian palang kereta api, bentuknya seperti gerbang dan ada penjaganya untuk menarik gerbang tersebut jika ada kereta lewat, karena sudah malam, para penjaga itu membawa lentera.
Tips:
  1. Kereta dari Hanoi ke sapa yang bagus adalah Sapaly, Victoria Express,Fansipan
  2. Bahasa vietnam nasi adalah Com (Baca:Khem), jika disebutkan masih tidak mengerti lebih baik dituliskan saja, karena logat kita berbeda dengan mereka. Selama di sana hanya menemukan nasi di KFC saja
  3. Tour bisa terpisah dari hotel maupun digabung, kami mengambilnya sekaligus di hotel tempat kami menginap, karena lebih mumudahkan dalam tawar menawar
  4. Tidak semua hotel di Hanoi punya lift, sebaiknya tanya terlebih dahulu dengan pihak hotel, karena sudah jalan seharian, capek juga kalo harus naik tangga lagi ke lantai atas
  5. Selalu bawa peta, saya tidak bawa kartu nama hotel, tapi jika naik taxi tunjuk saja dimana saya mau turun. Karena lafal dan logat kita yang berbeda dengan orang vietnam.
  6. Tukar VND di airport, kurs lebih bagus
  7. Mini market disana super duper kecil, harusnya disebut Super Mini Market
To Be Continue Vietnam : Sapa Highland

1 comment:

  1. KAMI SEKELUARGA TAK LUPA MENGUCAPKAN PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH S,W,T
    dan terima kasih banyak kepada MBAH atas nomor yang MBAH
    beri 4 angka [5789] alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus MBAH.
    dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
    ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu MBAH. insya
    allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
    kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan MBAH..
    sekali lagi makasih banyak ya MBAH… bagi saudara yang suka PASANG NOMOR
    yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi MBAH BARATU,,di no (((082-188-077-422)))
    insya allah anda bisa seperti saya…menang NOMOR 670 JUTA , wassalam.

    ReplyDelete

Followers